Sabtu, 19 Juni 2010

WAWASAN ISLAM

Islam dalam Nasionalisme Indonesia
-
Muh Kholid AS
Redpel Majalah MATAN PW Muhammadiyah Jawa Timur.
-

Manuver para elit politik Indonesia dalam membangun kekuatan untuk meraih kekuasaan cukup menarik untuk dicermati. Sebagai misal, partai politik yang berlabelkan agama sekalipun dalam membangun koalisi dan peraihan kekuasaan tidak lagi menggunakan cara-cara yang dapat dianggap sebagai refleksi nilai-nilai “ideAologi” dalam bentuk konkret. Visi, misi, dan platform pun sulit dibedakan antara yang agamis maupun sekuler. Jika boleh disederhanakan, hampir semua partai politik itu pragmatis, bahkan terkadang sulit untuk tidak mengatakan oportunis.

Realitas politik kontemporer tersebut pada satu sisi patut disyukuri, karena perdebatan ideologis antara “nasionalis” versus “agamis” yang pernah membawa bangsa dan negara ini ke kancah “perpecahan” mulai mencair. Apalagi di abad ke-21 ini muncul berbagai organisasi Islam yang tiba-tiba mengklaim paling Islami, meski baru “seumur jagung”. Mereka dengan mudah membuat tuduhan terhadap berbagai hal yang tidak disenanginya itu sama dengan tidak mengikuti Nabi dan sejenisnya.
Di antara masalah yang disoroti oleh kalangan ini adalah bentuk negara-bangsa Indonesia yang dinilainya sebagai jahiliyyah modern. Mereka beralasan konsep nasionalisme tidak pernah ada dalam tradisi Islam dan tidak pernah dipraktikkan oleh Nabi. Dengan mudah mereka membuat definisi nasionalisme sebagai konsep yang melahirkan dominasi perasaan berupa kecintaan akan kekuasaan yang secara otomatis memicu terjadinya adu kekuatan antarmanusia.
Mainstream ideologis dari fenomena Islam syariat itu adalah keyakinan terhadap kredo “Islam adalah solusi” dan paham integralisme Islam. Keyakinan akan otentisitas dan kesempurnaan ajaran Islam dengan tetap mengacu pada preseden historis generasi Islam awal (salaf) merupakan basis ideologis pandangan kalangan yang kukuh mempertahankan syariat sebagai penawar atas problem sosial-politik masyarakat Islam. Fenomena ini muncul karena modernitas Barat dinilai mengalami kerancuan dan paradoks peradaban dan gagal menyejahterakan tatanan sosial-politik masyarakat Islam yang mayoritas hidup di negara-negara bekas kolonial Barat.

Kontribusi Islam
Merujuk pada sejarah bangsa ini, ajaran Islam berkontribusi besar dalam pembangunan nasionalisme versi Indonesia. Sebuah konsep kebangsaan yang sudah tentu jauh berbeda dengan kelahiran konsep itu di benua asalnya, Eropa. Jika di benua itu pernah mendorong terjadinya kolonialisme secara massif, maka nasionalisme Islam justru sebagai antitesisnya. Kegigihan Islam dengan semangatnya yang berasal dari jihad fisabillilah dan berjuang melawan penjajah adalah modal utama terbentuknya pejuang yang nasionalis dengan spirit berbangsa dan bernegara.
Berdasarkan sejarah dan realitas politik kontemporer, adalah tepat jika pemilahan agamis-nasionalis untuk diakhiri. “Marilah kita bersaksi kepada sejarah, mari kita buka kartu sekarang: siapakah yang terlebih dahulu menyadari rasa kebangsaan kalau bukan bangsa Indonesia yang beragama Islam?” Begitulah gugatan Buya Hamka (1966) menanggapi dikotomi agamis-nasionalis. Menurut Buya Hamka, agama Islam telah menanamkan rasa satu bangsa dalam tradisi ke-Indonesiaan melalui haji, meski saat itu masih bernama “Jawa”, bukan Indonesia.
Masuknya paham nasionalisme berwajah Islam itu tidak lepas dari gagasan pembaharuan di Timur Tengah yang dipelopori al-Tahtawi, Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh, Muhammad Rasyid Ridha, Sayyid Ahmad Khan, Muhammad Iqbal, dan lain-lain. Transmisi gagasan pembaharuan di pusat Islam itu terjadi seiring dengan intensitas umat Muslim Indonesia yang menunaikan ibadah haji. Mereka mulai “berkenalan” dengan pemikiran Islam yang berkembang di Timur Tengah dan kemudian dikembangkan sekembalinya mereka ke Indonesia.
Salah satu sosok yang berperan penting memengaruhi pola perjuangan umat Islam Indonesia dalam melawan kolonialisme adalah Jamaluddin al-Afghani. Kemunduran dan penjajahan yang dialami umat Islam, terang Afghani, disebabkan oleh dua perkara: perpecahan umat Islam dan persaudaraan umat Islam yang lemah. Dalam salah satu kesempatan haji, Afghani tergerak oleh suasana menyatunya umat Islam seluruh dunia, sehingga lahirlah gagasan Jami‘ah Islamiyah.
Jami‘ah Islamiyah versi Afghani ini berbeda dari pandangan tentang Pan-Islamisme pada umumnya yang ingin mempersatukan dunia Islam dalam bentuk kekhalifahan. Spirit Jami‘ah Islamiyah memang bermakna persatuan umat Islam seluruh dunia, tetapi tidak menghendaki satu kepala negara atau satu khalifah karena memang tidak memungkinkan. Afghani justru menghendaki persatuan umat Islam sebagai kekuatan bersama untuk membebaskan dirinya dari penjajahan dan membangun kekuatan bersama, meski negara tempat tinggalnya berbeda-beda.
Menurut Afghani, setidaknya ada tiga cara yang harus dilakukan umat Islam untuk menuju era kebangkitan. Pertama, mengajak dunia Islam mengadakan persatuan dalam arti mengadakan kontak dan kerja sama antara satu dengan lainnya. Kedua, mengajarkan kepahlawanan kepada setiap bangsa di dunia Islam dengan menjadikan semangat ber-Islam sebagai basis patriotisme dan nasionalisme. Ketiga, mengeliminir perbedaan mazhab, paham dan aliran keagamaan sebagai penghambat dalam penyatuan sikap.

Reorientasi Nasionalisme
Dulu ketika memasuki abad ke-20, sewaktu istilah nasionalisme muncul, mayoritas masyarakat Nusantara merespons positif. Sebab, benih-benih persatuan dan kesatuan nasional memang telah ditanam dan disemaikan oleh ajaran Islam berabad-abad sebelumnya di seantero kepulauan tanah air kita. Islam sebagai doktrin dan tindakan pembebasan yang dianut mayoritas penduduk Indonesia sudah sejak kedatangan kaum penjajah menunjukkan wataknya yang sangat anti penjajah.
Tidak heran jika mantan ketua PP Muhammadiyah Buya Ahmad Syafii Maarif, menyebut mereka yang suka melakukan pembelahan nasionalis-Islam sebagai kalangan yang tidak pernah belajar dari sejarah bangsanya sendiri. Sebab, kalau mau membaca sejarah bulan-bulan menjelang proklamasi dan pencoretan tujuh kata dari Piagam Jakarta, perseteruan antara Islam dan Pancasila yang sempat mengganggu integrasi nasional itu tidak perlu terjadi, dan kecurigaan antarpemeluk agama tentang dasar negara akan dapat dihindari.
Dalam kancah pertarungan politik yang lebih menonjol adalah kepentingan dan kekuasaan semata, bukan perdebatan ideologis seperti dulu. Justru yang perlu dilakukan adalah reorientasi nasionalisme itu sebagai perlawanan terhadap segala macam eksploitasi, diskriminasi, dan ketidakadilan. Nasionalisme harus diterjemahkan secara lebih kreatif dan dinamis ketika bangsa-bangsa memasuki abad globalisasi yang cenderung menafikan atau sekurang-kurangnya mereduksi kepentingan nasional yang kaku.
Sudah saatnya di dalam konsep negara bangsa (nation state) harus disuarakan bahwa Pancasila adalah perekat dari berbagai keberagaman yang ada di negeri ini. Fakta sejarah yang berlanjut menjadi dikotomi antara nasionalis dan agamis itu tidak perlu dihadirkan lagi dalam paradigma pertentangan. Sebab, perbedaan adalah bagian dari fitrah. Sedangkan, pandangan masyakat terkait nasionalis dan agamis yang masih mengalami dikotomi itu segera diredam dengan kearifan kepemimpinan yang benar-benar mengenal keberagaman.
Pembelahan itu akan lebih fatal lagi bila melahirkan pandangan seolah-olah yang agamis tidak nasionalis atau yang nasionalis ti-dak agamis. Padahal, kenyataannya yang agamis boleh jadi lebih nasionalis daripada yang disebut-sebut nasionalis. Sebaliknya, yang dikatakan nasionalis justru jauh lebih agamis daripada yang suka gembar-gembor agamis. Ideology has two legs, kata pepatah. Ideologi bisa berjalan. Pandangan pun bisa berubah.
Lebih dari itu, meski menganut demokrasi, Indonesia adalah negara yang sangat teo-demokrasi sebagaimana tertulis dalam UUD 1945 pasal 29 ayat 1. Demokrasi terbukti menjadi sistem politik yang menjamin kebebasan secara luas bagi semua pihak untuk berkontribusi bagi kemajuan masyarakat, tidak terkecuali mereka yang mengecam konsep nasionalisme. Tinggal sekarang berpulang kepada penduduk Indonesia untuk memanfaatkan atau mengisi kehidupan nasional dengan terobosan-terobosan yang bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara.l

KAPITA SELEKTA

Misteri Kasus Bank Century
-
SUTRISNO
Anggota LHKP PP Muhammadiyah, mantan Eksekutif Bank BUMN,
Direktur Eksekutif Corporate and Finance Consultant.
-
Bank Century merupakan bank hasil merger dari Bank CIC, Pikko, dan Danpac pada 6 Desember 2004. Menurut hasil audit BPK (dimuat di berbagai media massa) sebenarnya patut diduga, BI memberikan kelonggaran persyaratan merger ketiga bank tersebut. Merger tiga bank ini diduga dilakukan untuk menghindari Bank CIC dan Bank Pikko dari penutupan/likuidasi karena keduanya punya asset bermasalah. Kelonggaran persyaratan merger itu antara lain ditunjukkan dengan pernyataan BI, asset macet Bank Century telah lancar sehingga memenuhi syarat rasio kecukupan modal (CAR), mempertahankan pemegang saham yang tidak lulus uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test).
Laporan keuangan Bank Pikko dan Bank CIC yang dijadikan dasar merger diberi opini disclaimer oleh kantor akuntan publik. Perlu diinformasikan, Bank CIC pernah ada skandal L/C maupun kredit bermasalah sebelum merger. Memang sesuai dengan UURI nomor 3 Tahun 2004 Tentang Perubahan UURI Nomor 23 tahun 1999 Tentang Bank Indonesia pasal 11 ayat (4) dalam hal suatu Bank mengalami kesulitan keuangan yang berdampak sistemik dan berpotensi mengakibatkan krisis yang membahayakan sistem keuangan, Bank Indonesia dapat memberikan fasilitas pembiayaan darurat yang pendanaannya menjadi beban pemerintah.
Penetapan bank gagal/mengalami kesulitan keuangan yang berdampak sistemik dan berpotensi mengakibatkan krisis yang membahayakan sistem keuangan, diputuskan melalui Rapat Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK) yang anggotanya/peserta rapat mempunyai kewenangan memutus adalah menteri keuangan, Gubernur BI, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Didasarkan dengan parameter, formula atau kriteria yang terukur baik secara kualitatif maupun kuantitatif sehingga jelas dan transparan/terukur. Pemberian dana talangan/bailout kepada Bank Century sejumlah Rp 6,7 trilyun yang kemudian dipertanyakan/dipersoalkan beberapa kalangan baik pengamat ekonomi, politisi, anggota dewan dll, betulkah apabila Bank Century tidak diselamatkan/diberi dana talangan akan menimbulkan dampak sistemik dan krisis keuangan maupun moneter yang akan menggoncangkan perekonomian Indonesia sebagaimana krisis moneter pada 1997 yang menimbulkan BLBI mencapai Rp 650 trilyun dan hingga sekarang Rp 144,5 trilyun? Belum jelas penyelesaian/pelunasannya oleh bank-bank penerima BLBI.
Pemberian dana talangan/bailout senilai Rp 6,76 trilyun kepada Bank Century menjadi bola panas yang menimbulkan suhu politik meningkat, ditandai dengan diusulkannya hak angket anggota DPR. Pemberian dana talangan ini dimulai pada Nopember 2008 sebesar Rp 689,39 milyar berupa Fasilitas Pinjaman Jangka Pendek (FPJP) Bank Indonesia, pemberian FPJP sesuai PBI hanya dapat diberikan apabila CAR 8%. Namun pada 14 Nopember 2008 BI melakukan perubahan PBI, dengan CAR positif bank dapat diberikan FPJP.
Pemberian/pengucuran dana talangan oleh LPS tersebut berturut-turut pada 23 Nopember 2008 sebesar Rp 2.776 milyar, 5 Desember 2008 Rp 2.201 milyar, pada 3 Februari 2009 Rp1.155 milyar, terakhir pada 21 Juli 2009 Rp 630 milyar, sehingga total dana talangan sebesar Rp 6.762 milyar. Memang dana talangan sebesar Rp 6,7 trilyun belum real merugikan LPS. Tetapi, berdasarkan pengalaman BLBI jilid I 1998, sebagai upaya penyehatan sistem keuangan dan kondisi moneter pada waktu itu, recovery yang atas BLBI tersebut rendah, hanya sekitar 10% dana yang kembali dari dana talangan yang dikucurkan pemerintah, contoh Bank BCA, Lippo dll.
Indikasi adanya kejahatan perbankan/morald hazard yang dilakukan manajemen dan pemilik Bank Century antara lain pemberian kredit fiktif sebesar Rp 398 milyar kepada pihak terkait dan penerbitan Letter of Credit (L/C) fiktif sebesar US$ 178 juta. Bank Century juga sebagai agen penjualan reksadana terproteksi yang diterbitkan PT Antaboga Delta Securitas yang fiktif/bodong senilai sekitar Rp 1,37 trilyun.
Banyaknya masalah yang ada Bank Century, baik sebelum merger maupun setelah merger, apakah menjadi dasar keputusan KSSK untuk menyelamatkan karena akan mengakibatkan dampak sistemik dan sistem keuangan Indonesia dengan pemberian dana talangan sebesar Rp 6,7 trilyun. Dampak dari krisis keuangan AS cukup besar. Bank-bank Sentral di dunia banyak mengucurkan dananya ke pasar keuangan/sistem perbankan untuk membantu likuiditas dan menenangkan pasar keuangan di negaranya.
Sedahsyat itukah dampaknya bagi sistem keuangan dan perbankan di Indonesia apabila Bank Century tidak diberi dana talangan sebesar Rp 6,7 tirlyun, padahal asset dan dana pihak ketiga (DPK) di Bank Century dibanding asset dan DPK perbankan nasional relatif kecil. Jadi pemberian bailout ke Bank Century sebenarnya masih debatable.
Inilah misteri kasus Bank Century yang masih harus terus digali, sambil menunggu hasil audit investigasi BPK pada Bank Century. Ini bagaikan bola panas yang siap mengenai siapa pun yang terkait dengan keputusan menyelamatkan/memberi dana bailout kepada Bank Century.l

KABAR PENDIDIKAN

SEWINDU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALUKU UTARA
Bergerak Menjemput Perubahan
-
Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) didirikan tanggal 21 April 2001, sebagai hasil kerja Panitia Pendirian Universitas Muhammadiyah Maluku Utara. Panitia ini dibentuk dalam Musyawarah Wilayah Muhammadiyah Maluku Utara di Ternate pada tanggal 23 Pebruari 2001. Dan selanjutnya, dikukuhkan dengan Surat Keputusan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Maluku Utara No. 23/SK.PW/I.A/1.b/2001 tertanggal 15 Muharram 1421 H/09 April 2001.

Dasar pendirian Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang ada di provinsi yang masih belia ini tidak lepas dari faktor-faktor politik, sosial dan dan ekonomi setempat. Faktor politik berkaitan erat dengan pemekaran Provinsi Maluku Utara pada beberapa wilayah. Sementara faktor sosial dan ekonomi berkaitan dengan kondisi masyarakat pasca-konflik, khususnya biaya yang tidak sedikit untuk melanjutkan studi bagi anak-anak korban konflik. Di tengah kondisi seperti itu, masyarakat juga sangat berharap dapat mengakses pendidikan tinggi. Dengan demikian UMMU didirikan untuk merespons kondisi tersebut.
Pendirian PTM di Maluku Utara ini sebetulnya telah ada sejak lama, dan menemukan momentumnya pada saat perubahan status daerah menjadi provinsi. Waktu itu Drs. H Yunus Namsa dan Drs. Muin Syafi, masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris PWM Maluku Utara, rencana pendirian PTM mulai dimatangkan. Gagasan besarnya adalah melanjutkan pendirian PTM sebagai bentuk komitmen Muhammadiyah di bidang pendidikan, sekaligus menjadi langkah strategis dalam menghadapi dan menjawab tantangan perubahan yang ada di Maluku Utara.
Pematangan rencana tersebut secepatnya disikapi PWM, dengan melakukan rapat pleno PWM pada tanggal 15 Februari 2001 yang melahirkan sebuah tim yang terdiri dari : Drs. H Yunus Namsa (Ketua PWM Maluku Utara), Drs. Muin Syafi (Sekretaris PWM), Drs. Djafar Umar (Ketua Tim Pendirian), Kasman Hi. Ahmad, S.Ag (Sekretaris Tim Pendirian), Herman Oesman (Anggota), Agus SB (Anggota), Drs. Rusman Soleman, M.Si (Anggota), Mochdar Arief, SH (Anggota), Drs. Rusli Sibua (Anggota) dan Drs. Darsis Humah, SH (Anggota Luar Biasa).
Proses pengerjaan kelengkapan administrasi pendirian UMMU dilakukan di kantor LSM PODIUM yang beralamat di Kelurahan Tanah Tinggi, Kota Ternate Selatan. Di kantor itu dikerjakan pembuatan Proposal Pendirian, Rencana Induk Pengembangan (RIP), Statuta UMMU, dan Kurikulum dalam waktu kurang lebih tujuh bulan.
Selanjutnya tanggal 21 April 2001, dilakukan peletakan batu pertama pembangunan Kampus UMMU di Kelurahan Sasa, Kecamatan Kota Ternate Selatan oleh Mendiknas RI, DR. Yahya A. Muhaimin. Kemudian pada tanggal 5 Juli 2001, Ketua BPH-UMMU Drs. Djafar Umar, dan Rektor Drs. H. Yunus Namsa, menerima Surat Keputusan Mendiknas RI No. 073/D/O/2001 tanggal 5 Juni 2001, tentang Ijin Pendirian dan Ijin Operasional untuk 2 program studi, yakni Administrasi Negara (FISIP) dan Matematika (FMIPA). Sebulan kemudian, tanggal 2 Agustus 2001 terbit ijin No. 2556/D/T/2001 untuk Prodi Teknik Pertambangan (FATEK) dan Prodi Ilmu Politik serta Prodi Ilmu Pemerintahan (FISIP).
Sejak itulah kemudian dilakukan penerimaan mahasiswa baru angkatan I pada tiga fakultas tersebut. Calon mahasiswa yang mendaftar untuk tahun pertama sebanyak 333 orang, dan yang diterima sebanyak 275 orang. Kemudian pada tanggal 10 September 2001 dimulailah pembukaan kuliah yang ditandai dengan studium general oleh Prof. M. Dawam Rahardjo. Sebelumnya, tepatnya tanggal 23 Juli 2001, juga dilakukan pembukaan kuliah oleh A. Muhyi Effendy selaku Pj. Gubernur Maluku Utara.

Seiring dengan perjalanan waktu UMMU terus tumbuh berkembang, dan kini sudah melewati tahun ke-8. Di usia sewindu ini UMMU telah memiliki 8 fakultas yang terdiri dari 15 program studi. Belum lama ini Program Pasca Sarjana bidang Ilmu Administrasi juga telah beroperasi sejak tahun 2008. Fakultas dan prodi dimaksud adalah sebagai berikut: (lihat majalah)
Guna meningkatkan mutu dan menjawab tantangan masa depan, 13 prodi di lingkungan UMMU telah terakreditasi melalui BAN-PT, dan sekarang beberapa prodi dalam proses menghadapi re-akreditasi. Tahun 2009, dalam Periode III kehadiran UMMU, telah ditetapkan visi baru: “Menjadi universitas utama dan profesional dalam pengembangan iptek berbasis imtaq bagi keberlangsungan peradaban kesemestaan”; dan misi baru: (1) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran berbasis penelitian dengan prinsip iqra’ dalam pembinaan nilai-nilai hidup Islami; (2) Mengembangkan kebebasan ilmiah dan kreativitas yang dijiwai semangat tauhid; (3) Menjadikan pusat pengembangan ipteks berbasiskan imtaq; (4) Mengembangkan jiwa kewirausahaan dalam berbagai bidang, teknologi dan seni; (5) Mewujudkan aktivitas catur dharma perguruan tinggi sebagai gerakan dakwah dan sosial profetikal bagi pencerahan dan pencerdasan masyarakat.
Visi dan misi baru itu menjadi beban besar dan merupakan bukti bahwa UMMU senantiasa bergerak dinamis untuk melakukan pembaharuan dengan berpijak pada motto: “Untuk pencerdasan dan pencerahan umat.” Dalam kepentingan ini pula UMMU tidak lupa untuk membangun kesadaran dan memperkuat komitmen pimpinan dan dosennya sebagai bagian dari gerakan Muhammadiyah. Salah satu program yang diselenggarakan untuk mendukung membangun jiwa ber-Muhammadiyah ini adalah Baitul Arqam bagi pimpinan UMMU.
Baitul Arqam yang diselenggarakan pada 5-7 Januari 2010 ini diikuti oleh 50 orang pimpinan, mulai rektor dan para wakilnya beserta jajaran dekanat dan pejabat struktural lainnya. Narasumber dalam acara Baitul Arqam tersebut antara lain: DR. H. Haedar Nashir, M.Si. (Ketua PP Muhammadiyah), Drs. H. Marpuji Ali, MA (Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah), H. Asep Purnama Bahtiar, S.Ag., M.Si. (Sekretaris MPK PP Muhammadiyah), Drs. Abdjan Jahja, M.Ag., dan Drs. Ishak Jamaluddin (PWM Maluku Utara), Kasman Hi. Ahmad, S.Ag, M.Pd., dan Dr. Saiful M.Si., serta Drs. Andi Thamrin (UMMU).
Dengan jumlah mahasiswa kurang lebih sekitar 7.000 orang dan didukung 226 dosen (sebagian besar lulusan S2 dan sebagian lagi sedang studi S3), UMMU yang telah menempati lokasi kampus baru seluas 4,5 hektare ini telah menghasilkan alumni sebanyak kurang lebih 1.106 orang. Alumni UMMU juga sudah banyak yang berhasil bekerja, baik di instansi pemerintah maupun swasta. Pada 5 Januari 2010, UMMU kembali menyelenggarakan Wisuda Sarjana Angkatan V sebanyak 566 wisudawan/wati dan Wisuda Pasca Sarjana Angkatan I sebanyak 26 orang untuk Program S2 Ilmu Administrasi.
Sekarang dengan kepemimpinan baru rektor terpilih (2009-2013) Kasman Hi. Ahmad, S.Ag, M.Pd., UMMU mulai memancangkan agenda besar untuk menjadi PTM terkemuka di Indonesia Timur. Dengan dukungan sumber daya dan semangat ber-Muhammadiyah, UMMU siap berkompetisi menjemput perubahan yang terus bergerak.l tiar

Kamis, 17 Juni 2010

Selasa, 15 Juni 2010

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan Agama Islam merupakan hal yang sangat urgen dalam membentuk manusia yang berkepribadian kuat dan baik, serta ujung tombak dalam pembangunan moral Bangsa. Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan siswa dalam menyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan.
Mengingat begitu pentingnya pendidikan Agama slam dalam kehidupan bangsa ini, maka pendidikan Agama Islam menepati posisi sangat strategis. Urgensi, tujuan dan posisi pendidikan dapat dilihat dalam pasal 3 undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional :
”Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak Mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Untuk mencapai tujuan pendidikan Agama Islam (Ihsan Al-Kamil), tentunya perlu didukung oleh setiap pelaku pendidikan. Guru selaku pelaku pendidikan yang merupakan salah satu komponen proses belajar mengajar memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan, sehingga tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Oleh karena itu, guru harus berperan aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga professional sesuai dengan tautan masyarakat yang semakin berkembang.
Dalam Islam, tugas seseoarang pendidik (guru) dipandang sebagai suatu tugas yang sangat mulia. Posisi ini menyebabkan mengapa Islam menempatkan orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan lebih tinggi derajatnya bila dibandingkan dengan manusia lainnya. Hal ini terdapat dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 yaitu :

Artinya : ”Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Secara sederahan tugas guru adalah mengarahkan dan membimbing peserta didiknya agar semakin meningkat pengetahuannya, semakin mahir keterampilannya dan semakin terbina dan berkembang potensinya. Guru yang baik adalah guru yang mampu memotivasi (mendorong) para peserta didiknya untuk belajar.
Dalam hal ini zakiyah derajat mengatakan bahwa “ guru agama tidak hanya memberikan pengetahuan belaka, tetapi harus memberikan dorongan dan bimbingan yang sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran”.
Sedangkan menurut Hamdayani Ihsan dan Fuad Ihsan mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru agama yang harus dilaksanakan adalah menyampaikan bahan pengajaran pendidikan Agama Islam sehingga peserta didik dapat menghayati dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, guru agama dituntut agar memanfaatkan perannya dalam memotivasi belajar peserta didik agar proses pembelajaran berjalan dengan baik yang dapat melahirkan peserta didik yang aktif.
Menurut Sadirman, guru tidak semata-mata sebagai pengajar transfer knowledge, tetapi juga sebagai pendidik yang transfer of value dan sekaligus sebagai pembimbing yang memberi pengaruh dan menuntun siswanya dalam belajar. sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar pendidik dan pembimbing, maka diperlukan adanya berbagai peran pada diri guru. Peranan guru ini akan senantiasa diharapkan menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif sehingga dapat mengembangkan kreatifitas peserta didik. Adapun peranan guru adalah Imformator, Organisisator, Motivator, Pengarah atau Diraktor, Fasilitator, Inisiator, dan Evaluator.
Dari berbagai peranan di atas, terlihat bahwa guru itu adalah sebagai motivator, yaitu memberikan dorongan kepada peserta didik untuk menumbuhkan aktivitas dan kreativitas. Dengan adanya peranan ini diharapkan kegitan proses pembelajaran tidak berjalan dalam kehampaan, tetapi penuhdengan makna yang dapat menumbuhkan pembelajaran yang efektif dan menumbuhkan rangsangan kepada peserta didik untuk lebih efektif dan kreatif. Guru tidak hanya menyibukkan dirinya dengan kegiatan pemaksimalan penyajian isi pembelajaran saja. Yang lebih penting dari itu, guru memikirkan cara peserta didik belajar, karena memang peserta didiklah sebagai subjek utama dalam belajar.
Belajar merupakan proses yang melekat pada diri peserta didik, dan juga sangat bermakna dalam kehidupan. Untuk lebih meningkatkan makna belajar, proses tersebut harus dilandasi oleh kesadaran yang mendalam, yang meliputi kesadaran emosional, intelektual, spiritual, sosial dan budaya. Oleh karena itu, proses belajar tersebut ditempatkan dalam situasi yang kondusif, sehingga benar-benar mencapai sasaran dan tujuan.
Untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif dan kondusif itu, guru sangat dituntut berperan aktif. Guru mengajarkan peserta didik. Guru yang mengajar dan peserta didik yang belajar. Perpaduan dari dua unsur yang manusiawi ini lahirlah Intraksi edukatif yang memanfaatkan bahan berbagai mediumnya. Disana semua komponen pembelajaran diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelum pembelajaran dilaksanakan.
Kegiatan pembelajaran dimaksudkan agar tercipta kondisi yang memungkinkan terjadi belajar pada peserta didik. Menurut Slameto belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Dari pengertian ini dapat diambil suatu pemahaman bahwa dalam suatu kegiatan pembelajaran dapat dikatakan terjadi pelajar, apabila terjadi perubahan prilaku pada diri peserta didik sebagai hasil dari suatu pengalaman. Pengalaman itu sendiri hanya mungkin dioeroleh jika peserta didik itu dengan keaktifannya sendiri berinteraksi dengan lingkungannya. Guru dapat membantu peserta didik belajar tetapi guru tidak dapat belajar untuk peserta didik, artinya kegiatan belajar terjadi dalam diri individu yang tidak bisa dialihkan kepada orang lain. Disini secara jelas dapar dilihat bahwa tujuan pokok penyelenggaraan kegiatan pembelajaran haruslah “membelajarkan peserta didik bagaimana belajar”. Sehingga peserta didik dianggap sebagai subjek pendidikan yang melahirkan peserta didik yang aktif dan kreatif.
Dalam upaya membelajarkan peserta didik, guru dituntut memiliki multiperan sehingga mampu menciptakan kondisibelajar mengajar efektif. Salah satu peranannya adalah sebagai Motivator. Motivasi penting bagi peserta didik karena dengan motivasi seseorang akan terdorong untuk melakukan suatu aktivitas atau kegiatan. Dalam hal ini menurut Oemar bahwa fungsi motivasi adalah :
1. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan.
2.Motivasi berfungsi sebagai pengarah artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3.Motivasi berfungsi sebagai penggerak artinya menggerakkan tingkah laku seseorang.


Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. Menurut Ramayulis mengemukakan bahwa motivasi berfungsi yaitu :
1.Memberikan semangat dan mengaktifkan peserta didik agar tetap berminat dan siaga.
2.Memusatkan perhatian peserta didik pada tugas-tugas tertentu yang berhubungan dengan pencapaian belajar.
3.Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan hasil jangka panjang.


Dari pendapat di atas bahwa motivasi sangat berfungsi dalam proses pembelajaran. Walaupun motivasi belajar sebaiknya ditimbulkan dari dalam diri peserta didik itu sendiri, tapi hal itu tidak mudah dan tidak selalu dapat timbul. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu membangkitkan motivasi peserta didik dalam belajar. Cepat atau lambatnya peserta didik dalam memahami materi pembelajaran salah satunya tergantung pada guru dalam memberikan motivasi. Maka disinilah letak pentingnya motivasi dalam proses pembelajaran.
Di dalam kegiatan pembelajaran peranan motivasi baik intrinsic maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi bagi peserta didik dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif. Dalam hal ini sebagaimana dikemukan oleh Ahmad bahwa motivasi seseorang individu untuk belajar sangat berpengaruh dalam proses aktivitas belajar itu sendiri.
Dalam pendidikan Agama Islam, motivasi belajar penting bagi peserta didik sebagai salah satu faktor untuk pendorong berperan aktif dalam proses pembelajaran dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan. Motivasi belajar penting bagi setiap peserta didik karena dengan itu akan mendorongnya bekerja keras agar memperoleh hasil belajar yang baik.
Dalam belajar ada motivasi intrinsic dan ekstrinsik. Motivasi ini perlu dioptimalkan agar peserta didik lebih bergairah dan aktif dalam belajarnya. Dalam pengertian yang demikian, maka antara motivasi belajar dengan hasil belajar peserta didi ada berkaitan dan berhubungan yang sebab akibat.
Apabila diperhatikan ayat-ayat dan hadist, banyak sekali terdapat yang mengandung pengertian motivasi belajar dengan bentuk beragam. Ada ada yang berbentuk janji, ancaman dan perumpamaan. Diantaranya adalah dalam surat Az-Zumar ayat 9 yaitu :

Artinya : “(apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”.

Menurut Quraish Shihab bahwa “orang yang memiliki pengetahuan tidak sama dengan orang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan, asalkan pengetahuannya itu adalah bermanfaat dan ia menyesuaikan diri dan amalnya dengan pengetahuannya itu”.
Dengan pengertian ini berarti Allah sangat menganjurkan umat Islam untuk memiliki motivasi belajar yang tinggi agar memperoleh ilmu pengetahuan yang banyak. Motivasi belajar akan menggerakkan dan mengarahkan usaha dalam menuntut ilmu. Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam pembelajaran di sekolah yaitu memberi angka, hadiah, saingan atau kompetisi, Ego-Involvement, memberikan ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat dan tujuan yang diakui.
Berkaitan dengan hal ini, motivasi belajar peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran agama Islam yang telah dilaksanakan oleh guru agama sekolah SMP Muhammadiyah Padangpanjang, berdasarkan Observasi awal sudah terlaksanakan, diantaranya memberi angka, memberikan hukuman, memberikan ulangan, mengetahui hasil belajar peserta didik, namun belum terealisasi dengan baik. Indikatornya dapat dilihat dari keadaan peserta didik yang kurang memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru, mengerjakan tugas mata pelajaran yang lain saat pembelajaran berlangsung dan kurangnya motivasi para peserta didik dalam mengikuti program TPA yang telah diadakan oleh guru agama yang merupakan program wajib bagi seluruh peserta didik. Ini dilihat dari absent kehadiran peserta didik.
Berdasarkan fenomena di atas perlu adanya peranan dari berbagai pihak khususnya guru agama untuk menberikan motivasi kepada peserta didik agar pelajaran agama Islam dapat dijadikan sebagai pelajaran yang diminati dan disenangi oleh peserta didik.
Berpijak dari persoalan di atas, maka penulis berminat untuk melakukan penelitian lebih jauh tentang bagaimana guru agama dalam memotivasi aktivitas belajar siswa SMP Muhammadiyah Padangpanjang, yang akan dituliskan dalam bentuk sebuah karya ilmiah dengan judul : “Peranan Guru Agama dalam Memotivasi Aktivitas Belajar Siswa SMP Muhammadiyah Padangpanjang”.

B. Rumusan dan Batasan Masalah.
1.Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peranan guru agama dalam memotivasi aktivitas belajar siswa SMP Muhammadiyah Padangpanjang ?

2.Batasan Masalah.
Untuk lebih jelas dan terarahnya serta supaya jangan terjadi kesimpangsiuran dalam penelitian ini, penulis akan membatasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut :
a.Usaha guru agama dalam memotivasi aktivitas belajar siswa.
b.Dampak motivasi guru agama terhadap aktivitas belajar siswa.
c.Kendala-kendala yang dihadapi guru agama dalam memotivasi aktivitas belajar siswa.

C.Penjelasan Judul.>
Untuk menyatukan persepsi antara pembaca dengan penulis dalam memahami judul penelitian ini, berikut penulis akan menjelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan judul penelitian ini yaitu :
Peranan guru agama : peranan berarti “ tindakan yang dilakukan oleh seseorang” sementara guru agama adalah guru yang mengajar mata pelajaran agama. Yang penulis maksud peranan guru agama adalah tindakan atau usaha yang dilakukan guru agama dalam memotivasi aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Agama Islam di SMP Muhammadiyah Padangnpanjang.
Memotivasi : Memberikan motivasi, menciptakan suasana yang subur untuk lahirnya motif.
Aktivitas belajar : Aktivitas berarti “keaktifan kegiatan”.
Sementara belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, prilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar. jadi aktivitas belajar yang penulis maksud adalah keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran mata pelajaran agama Islam di SMP Muhammadiyah Padangpanjang.
Jadi yang dimaksud dengan judul di atas adalah peranan guru agama dalam memotivasi aktivitas belajar pada mata pelajaran agama islam siswa SMP Muhammadiyah Padangpanjang.

D.Tujuan dan Kegunaan Penelitian.
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Usaha guru agama dalam memotivasi aktivitas belajar agama Islam siswa SMP Muhammadiyah Padangpanjang.
2. Dampak motivasi guru agama terhadap aktivitas belajar siswa SMP Muhammadiyah Padangpanjang.
3. Kendala-kendala yang dihadapi guru agama dalam memotivasi aktivitas belajar siswa SMP Muhammadiyah Padangpanjang.


Sedangkan kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menambah wawasan bagi penulis sebagai calon guru agama dalam memotivasi belajar agama Islam siswa di sekolah.
2. Sebagai bahan masukan bagi guru-guru agama Islam dan unsur-unsur terkait dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
3. Tanbahan literature kepustakaan Unuversitas Muhammadiyah Sumatera Barat Padangpanjang umumnya dan khususnya fakultas Agama Islam

E. Metodologi Penelitian.

1. Jenis Penelitian.
Jenis pnelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Reseach) yang dilakukan di SMP Muhammadiyah Padangpanjang dengan menggunakan metode destriptif yaitu menggambarkan hal-hal yang diteliti sebagaimana adanya. Sebagaimana dikemukakan Handani bahwa “metode destripsi yaitu suatu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya”. Artinya penulisan penelitian ini hanya menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti.

2. Populasi
a. Popolasi
Adapun yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang berfungsi sebagai sumber data. maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Seluruh guru agama yang berjumlah 2 orang dan siswa sekolah SMP Muhammadiyah Padangpanjang, yakni Siswa kelas 2 dan kelas 3 yang berjumlah 130 orang. Sementara siswa kelas 1 tidak penulis ambil untuk dijadikan populasi karena mereka baru dalam tahap pengenalan terhadap sekolah, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut ini :
Tabel 1.1
Populasi

No Populasi Jumlah
1 Kepala Sekolah 1 orang
2 Guru Agama 2 orang
3 Siswa/Kelas 2 70 orang
4 Siswa/Kelas 3 60 orang
Jumlah 133 orang
Sumber data: Ketua tata Usaha Sekolah SMP Muhammadiyah Padangpanjang.

3. Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan :
a. Angket yaitu salah satu alat pengukut yang berbentuk kumpulan pertanyaan. dalam hal ini penulis memberikan angket kepada siswa SMP Muhammadiyah Padangpanjang yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang objek yang diteliti.
b. Wawancara yaitu mengadakan komunikasi secra langsung tetapi permasalahan yang dibahas dengan sumber data. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan kepala sekolah dan guru agama, untuk mengetahui usaha guru agama dalam memotivasi belajar siswa dan kendala-kendala yang dihadapi guru dalam memotivasi aktivitas belajar siswa SMP Muhammadiyah Padangpanjang.
4. Teknik Analisis Data.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut diolah melalui tahapan sebagai berikut :
a. Seleksi Data, yaitu melakukan penyeleksian dan pemeriksaan terhadap data yang telah dikumpulkan, kemudian diedit dan diberikan tanda agar tidak terjadi kekeliruan.
b. Klasifikasi Data, yaitu data yang telah terkumpul dikelompokkan sesuai dengan aspek masalah.
c. Tabulasi, yaitu data yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan masalah, kemudian dimasukkan ke dalam tabel, untuk kemudian dilakukan perhitungan frekuensi.
d. Pengolahan data, dalam pengolahan data penulis menggunakan kualifikasi
e. Interprestasi dan analisis data.
Adapun data yang didapat dalam wawancara, ditranskrip dalam tulisan. Kemudian diolah secara kuantitatif, yitu dengan menganalisa pendapat-pendapat dan kemudian baru ditarik kesimpulan.

F. Sistematika Penulisan.
Agar penyajian penelitian ini sistematis, maka penulis mengungkapkan kerangka berfikir sebagai berikut :
BAB I : Berisikan pendahuluan, merupakan suatu mata rantai untuk memasuki pembahasan masalah dalam penelitian ini, dalam bab ini penulis menjelaskan Latar Belakang Masalah, Rumusan dan Batasan Masalah, Penjelasan Judul, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II : Dalam bab ini penulis akan menjelaskan tentang motivasi dan aktivitas dalam pembelajaran : Pengertian Motivasi, Macam-macam Motivasi, Fungsi Motivasi dalam Belajar, Perlunya aktivitas dalam belajar, Aktivitas belajar siswa. Dan peranan guru agama dalam dalam memotivasi aktivitas belajar siswa : Pengertian guru agama, Tugas dan Tanggung Jawab guru agama, Peranan guru agama dalam memotivasi aktivitas belajar.
BAB III : Memuat bahasan tentang usaha guru agama dalam memotivasi aktivitas belajar siswa SMP Muhammadiyah Padangpanjang, Kendala-kendala yang dihadapi guru agama dalam memotivasi aktivitas belajar siswa SMP Muahammadiyah Padangpanjang.
BAB IV : Merupakan bab penutup yang berisikan Kesimpulan dan Saran.

Kisah Seorang Papa

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya.....

Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.
Lalu bagaimana dengan Papa?
Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil......
Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.
Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu...
Kemudian Mama bilang : "Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya" ,
Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka....

Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba.
Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang"
Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :
"Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!".
Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja....
Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: "Tidak boleh!".
Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga..
Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu...
Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama....
Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia.... :')
Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..
Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir...
Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut - larut...
Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. .
Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang?
"Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa"

Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti...
Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa

Ketika kamu menjadi gadis dewasa....
Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain...
Papa harus melepasmu di bandara.
Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu?
Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .
Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.
Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".
Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT...kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.
Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...
Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : "Tidak.... Tidak bisa!"
Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu".
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.

Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang"
Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya.
Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena Papa tahu.....
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya....
Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia....
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa....
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: "Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik....
Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik....
Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."

Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk...
Dengan rambut yang telah dan semakin memutih....
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya....
Papa telah menyelesaikan tugasnya....

Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita...
Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat...
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis...
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .
Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU BISA" dalam segala hal..

HIDUP PAPA,AYAH,BAPAK

FILE Mas Amin

Entri Populer